SUMBER : http://jealilik.wordpress.com/2011/03/20/penggunaan-teknologi-informasi-manajemen-terbaru/
DOWNLOAD LINK SAYA : http://www.ziddu.com/download/18863591/1115211060_RESUME.docx.html
Tata kelola teknologi informasi ( IT governance) adalah suatu bagian dari tata kelola perusahaan yang menitikberatkan pada sistem dan teknologi informasi (TI) serta manajemen kinerja dan risikonya. Meningkatnya minat pada tata kelola TI sebagian besar muncul karena adanya prakarsa kepatuhan (seperti Sarbanes-Oxley di Amerika Serikat dan Basel II di Eropa) serta semakin diakuinya kemudahan proyek TI cenderung dapat lepas kendali yang berdampak besar terhadap kinerja organisasi.
Beberapa perusahaan modern memanfaatkan
solusi bisnis yang dibangkitkan dengan teknologi informasi (TI), untuk
mengoptimalkan proses bisnis yang dimilikinya. Akan tetapi kadang solusi
yang dikembangkan tidak menyeluruh. Mereka membangun solusi TI tersebut
dalam beberapa sistem yang terpisah, bukan dalam satu kesatuan. Sistem
yang dibangun biasanya terbagi berdasarkan unit kerja, atau berdasarkan
proses bisnis yang ada. Manajemen Proses Bisnis atau Business Process
Management (BPM) dibutuhkan bisnis untuk membantu dalam menghadapi
tantangan dan kompetisi seperti sekarang ini. BPM adalah solusi TI
dengan pendekatan baru yang ampuh digunakan untuk membantu meningkatkan
efisiensi dan menumbuhkan nilai kompetitif suatu bisnis. BPM dirancang
untuk mengintegrasikan antara tenaga ahli perusahaan dan sistem
informasi melalui proses-proses yang telah terotomatisasi dan bersifat
fleksibel. BPM juga memberikan solusi yang tepat untuk meningkatkan daya
respon perusahaan secara signifikan, dalam menyesuaikan keinginan
pelanggannya pada setiap produk atau layanan yang dihasilkan. Akses
informasi dapat diberikan secara langsung (real-time), sehingga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi masalah, serta pengambilan tindakan
secara lebih cepat dan tepat.
Manajemen Proses Bisnis yang efektif dan
efisien dapat menghasilkan nilai-nilai kompetitif bagi perusahaan.
Proses bisnis yang dikelola dengan baik akan mampu menumbuhkan peluang.
Namun perusahaan terkadang kurang memahami dan tidak mampu mengontrol
proses bisnis yang dimilikinya. Pihak manajemen mungkin telah berhasil
membuat prosedur yang ideal untuk menjalankan proses bisnisnya, tapi
pada kenyataannya, implementasi di lapangan dapat sangat berbeda dari
apa yang telah dirancang sebelumnya. Pada pelaksanaan suatu proses
bisnis kadang terjadi redundansi, ketidakefisienan, stagnasi, dan
berbagi kesalahan-kesalahan lainnya yang tidak dapat diantisipasi
sebelumnya. Bisnis yang tidak tangkas dalam mengontrol proses bisnis
yang dimilikinya cenderung akan menghalangi usaha perusahaan dalam
mencapai sasaran yang diinginkan.